HUBUNGAN INFEKSI MALARIA, KECACINGAN DAN KONSUMSI TABLET BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL Mugiati1) Mashaurani Yamin2)
1)Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
2)Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Abstract: The Relation of Malaria Infection, Worm and Iron Tablet Consumption Towards Pregnant Mother Anemia Incident. One of the main cause of nutrition for pregnant mother is Anemia. The impact of anemia can causes abortus, low birth weight babies, hemorrhage and death. Anemia cause factors are malaria infection, worms, tuberculosis, malnutrition condition with less of iron in blood. The purpose of this study is to know infection malaria associated, worms and iron tablet consumption towards pregnant mother anemia incident. Cross sectional approach with correlation research design is used. All of pregnant mother are population who examined her pregnancy in Kota Karang Public Health Centre (144 person). Consecutive sampling was administrated. Data analyze for univariat dan bivariat used Chi-Square. The result of this research showed that relationship between malaria disease with anemia incident in Helath Centre Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 0,020) with OR = 2,506 and there relationship between iron tablet consumption with anemia incident (p-value = 0,014) with OR = 2,427. While for worms there are no relationships with anemia incident in Public Health Centre Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 1,000). Key Words : anemia, pregnant Abstrak: Infeksi Malaria, Kecacingan dan Konsumsi Tablet Besi Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil. Anemia merupakan salah satu masalah gizi pada ibu hamil. Dampak dari anemia yang terjadi saat hamil bisa menyebabkan abortus, berat bayi lahir ringan (BBLR), perdarahan dan kematian. Faktor penyebab anemia diantaranya penyakit infeksi seperti malaria, kecacingan, tuberculosis (TB), kondisi malnutrisi serta kurangnya kadar besi dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan infeksi malaria, kecacingan, dan konsumsi tablet besi (Fe) terhadap anemia pada ibu hamil. Rancangan penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kota Karang (144 orang) .Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara infeksi malaria dengan kejadian anemia di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 0,020) dengan OR = 2,506 dan ada hubungan antara konsumsi tablet besi dengan kejadian anemia di Puskesmas Kota Karang (p-value = 0,014) dengan OR = 2,427. Sedangkan untuk kecacingan tidak ada hubungan dengan kejadian anemia di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung (p-value = 1,000). Kata Kunci : anemia, ibu hamil
Anemia defisiensi besi merupakan keadaan
dengan antenatal care selama tahun 1994–2000
di Toulouse Perancis, memperlihatkan anemia
kelompoknya. Di Amerika anemia defisiensi
lebih sering dijumpai pada black woman
dibanding caucasian; dengan prevalensi pada
dengan sectio caesarea, perdarahan dan
perempuan hamil trimester ketiga berkisar 16 –
kejadian infeksi pada bayi di seminggu pertama
226 Jurnal Kesehatan Volume II, Nomor 1, April 2011, hlm. 225-231
kehidupannya (OR berturut turut adalah : 1,6;5 ;
menular lokal spesifik. Di sebagian daerah
Propinsi Lampung merupakan daerah endemis
yang mempunyai daerah yang berpotensi untuk
ibu karena masih tingginya prevalensi anemia
gizi pada ibu hamil di Indonesia yaitu 70% atau
daerah-daerah pedesaan yang mempunyai rawa-
7 dari 10 wanita hamil menderita anemia gizi.
rawa, genangan air payau di tepi laut dan
Jumlah ibu hamil di Lampung yang didata saat
tambak-tambak ikan yang tidak terurus. Oleh
ini sekitar 200.000 orang dan sebanyak 69,7%
karena itu perlu upaya pengendalian untuk
di antaranya menderita anemia gizi akibat
kekurangan asupan zat bergizi ke dalam tubuh.
mengakibatkan di Indonesia rata-rata setiap
indikator Annual Malaria Incidens (AMI) yang
tahunnya lahir 350.000 bayi dalam kondisi
berdasarkan kasus-kasus klinis. Jika dilihat
selama 6 tahun (2003-2008) terakhir angka
angka kematian bayi di Indonesia (Kompas,
malaria di Provinsi Lampung berjumlah 223
desa atau 10% dari seluruh jumlah desa yang
ada, dengan angka malaria klinis per tahun 6,95
meningkatnya kebutuhan akan zat besi, adanya
per mil penduduk. Situasi malaria di Propinsi
infeksi kecacaingan atau kehilangan darah yang
kronis karena suatu penyakit misalnya malaria
tertinggi pada tahun 2004. Dalam kurun waktu
2003-2008 jumlah malaria klinis befluktuasi
prevalensinya juga cukup tinggi terutama di
dan pada tahun 2008 jumlah malaria klinis
daerah pedesaan yang kondisi lingkungannya
sangat mendukung untuk perkembangan cacing
yang daur hidupnya adalah di dalam tanah.
kasus dan merupakan kasus malaria klinis
Hasil survey yang telah diadakan hingga saat
tertinggi kedua setelah Kabupaten Tanggamus.
ini memberikan prevalensi yang cukup tinggi
yaitu 70–90% untuk cacing gelang, 80–95%
untuk cacing cambuk dan untuk cacing tambang
kelurahan (18,4 %) yang letak geografisnya
prevalensinya lebih rendah yaitu 30–59%,
karena untuk cacing tambang lebih banyak
masyarakat cukup sulit mengakses pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung yang terdiri
Anemia kurang besi juga dipengaruhi oleh
konsekuensi dari infeksi kecacingan dengan
kecacingan dan anemia gizi merupakan masalah
yang saling terkait dan dijumpai bersamaan
malaria dari tahun 2007 sampai dengan 2008
terjadi peningkatan kasus, dimana pada tahun
2007 terdapat 3.726 kasus dan tahun 2008 ada
sanitasi lingkungan yang sangat tidak memadai
sehingga memudahan terjadinya penularan.
2008). Pada tahun 2009 (Januari-Desember) di
kejadian anemia pada iu hamil adalah adanya
memiliki Hb <10 gr% sebanyak 116 ibu hamil
dari 557. Dan pada K4 yang memiliki Hb <10
mengandung parasit. Malaria merupakan salah
23,22%. Rumusan masalah penelitian apakah
satu penyakit menular yang masih menjadi
ada hubungan infeksi malaria, kecacingan dan
konsumsi tablet besi terhadap kejadian anemia
ibu hamil di Puskesmas Kota Karang Bandar
Lampung tahun 2010. Tujuan penelitian adalah
epidemiologi, malaria merupakan penyakit
Mugiati, dkk, Hubungan Infeksi Malaria, Kecacingan dan Konsumsi Tablet Besi Thd Kejadian Anemia Ibu Hamil 227
kecacingan dan konsumsi tablet besi terhadap
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil yang Menderita Penyakit Malaria Tabel 2.Distribusi Frekuensi Ibu Hamil yang Menderita Penyakit Malaria
Rancangan penelitian ini adalah analisis
korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Kategori Persentase
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
korelasi antara variabel malaria, kecacingan,
konsumsi tablet besi dengan variabel anemia
ibu hamil serta melihat kekuatan hubungannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
tahun 2010 sebanyak 144 orang dengan sampel
malaria yaitu sebanyak 106 ibu hamil (73,6%)
total populasi.Waktu penelitian ini adalah bulan
dan 38 ibu hamil (26,4 %) yang mengalami
dengan melakukan pemeriksaan laboratorium
Ibu Hamil yang Menderita Kecacingan
pada sampel untuk melihat kadar Hb, adanya
infeksi malaria dan kecacingan. Sedangkan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil
untuk mengumpulkan data konsumsi tablet besi
yang Menderita Kecacingan
dilakukan melalui wawancara. Data sekunder
Kategori Persentase
melihat catatan di bagian KIA atau dilihat dari
buku KIA yang dimiliki ibu. Analisis secara
univariat dan bivariat dengan uji statistik yang
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
sebagian besar dari jumlah responden yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak menderita kecacingan yaitu sebanyak 139
Analisa Univariat Konsumsi Tablet Besi Distribusi Frekuensi Ibu Hamil yang Tabel 4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Mengalami Anemia Suplemen Fe Ibu Hamil Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Kategori Persentase yang Mengalami Anemia Kategori Persentase
dari sebagian dari jumlah responden kurang
mengkonsumsi tablet besi dalam kapasitas yang
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
cukup yaitu 88 orang (61,1%) dan 56 orang
responden yang mengalami anemia sebanyak
(38,9%) dari jumlah responden kurang dalam
56 ibu hamil (38,9%) , sedangkan responden
yang tidak anemia lebih banyak yaitu 88 ibu
228 Jurnal Kesehatan Volume II, Nomor 1, April 2011, hlm. 225-231 Analisis Bivariat
cacing dan tidak mengalami anemia sebanyak
Hubungan Penyakit Malaria dengan Anemia
didapatkan hasil bahwa maka p-value = 1,000.
Tabel 5.Hubungan Penyakit Malaria dengan
Dengan demikian p-value lebih besar dari 0,05
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
sehingga Ho gagal ditolak yang menunjukkan
Kejadian Anemia Penyakit Hubungan Konsumsi Tablet Besi dengan Tabel 7. Hubungan Konsumsi Tablet Besi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
infeksi malaria, terdapat 21 orang (55,3%)
mengalami anemia, sedangkan dari 106 ibu
Konsumsi
hamil yang tidak menderita anemia, hanya 35
orang (33%) yang mengalami anemia.Hasil uji
statistik didapatkan hasil p-Value = 0,020 (<
0,05) dan OR 2,506, artinya ada hubungan yang
kejadian anemia dan ibu hamil yang mengalami
malaria berpeluang 2,506 kali mengalami anemia dibandingkan responden yang tidak
Dari tabel diatas, dari 56 ibu hamil yang
Hubungan Kecacingan dengan Anemia
kurang mengkonsumsi tablet besi terdapat 29
(51,8%) yang mengalami anemia, sedangkan
Tabel 6. Hubungan Kecacingan dengan Kejadian Anemia pada Ibu
mengkonsumsi tablet besi, hanya ditemukan 27
(30,7%) yang mengalami anemia. Hasil uji
statistik diketahui bahwa p-Value 0,014 (<
Kejadian
0,05) dan OR 2,427. Berarti ada hubungan
Kecacingan
antara konsumsi tablet besi dengan anemia pada
ibu hamil dimana ibu hamil dengan konsumsi
tablet besi yang kurang mempunyai peluang
2,427 kali mengalami anemia dibandingkan
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan
ρ-value = 0,020 yang berarti secara statistik
hamil yang menderita kecacingan sebanyak 5
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 38
ibu hamil yang menderita malaria terdapat 21
ibu hamil yang mengalami anemia (55,3 %) dan
menderita kecacingan tetapi tidak mengalami
17 ibu yang tidak mengalami anemia (44,7%).
anemia sebanyak 3 orang (60 %). Dan yang
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu
tidak terinfeksi cacing sebanyak 139 orang, dari
hamil yang mengalami malaria sebagian besar
139 ibu hamil yang tidak terinfeksi cacing tapi
akan mengalami anemia. Ini disebabkan karena
mengalami anemia sebanyak 54 orang (38,8%),
infeksi malaria akan menyebabkan lisis sel
sedangkan ibu hamil yang tidak terinfeksi
Mugiati, dkk, Hubungan Infeksi Malaria, Kecacingan dan Konsumsi Tablet Besi Thd Kejadian Anemia Ibu Hamil 229
darah merah yang mengandung parasit sehingga
yang sedikit belum menunjukkan gejala klinis
akan menyebabkan anemia. Eritrosit berparasit
tetapi bila dalam jumlah yang banyak yaitu
maupun tidak berparasit mengalami hemolisis
karena fragilitas osmotik meningkat. Selain itu
autohemolisis baik pada eritrosit berparasit
maupun tidak berparasit sehingga masa hidup
eritrosit menjadi lebih singkat dan anemia lebih
cepat terjadi (Edi Suparman:2007). Selama
dimungkinkan jumlah cacing yang ada hanya
kehamilan, parasit malaria dalam plasenta dapat
sedikit sebagaimana uraian di atas jika jumlah
menganggu penyaluran oksigen dan zat nutrisi
cacing sedikit belum menunjukkan gejala klinis
besi dengan kejadian anemia yaitu ibu hamil
yang mengkonsumsi tablet besi kurang dan
mengalami anemia sebanyak 29 orang (51,8%)
sedini-dininya dan diteruskan sampai 6 minggu
setelah kelahiran. Pada wanita hamil yang
mengalami anemia sebanyak 27 orang (30,7%)
propilatik, dimulai dengan dosis terapetik (600
dan tidak anemia 61 orang (61,1%). Hasil uji
mg chloroquine atau 800 mg amodiaquine)
statistik diketahui bahwa p-value yaitu = 0,014
untuk memberantas parasit yang sebelumnya
lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, sehingga
ada hubungan antara konsumsi tablet besi
dilanjutkan dengan pemberian darapin satu
dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas
tablet setiap minggu sampai 6 minggu post
Kota Karang. Dari hasil analisis OR = 2,427
partum (Sarwono, 2002). Hal ini diharapkan
yang artinya ibu hamil dengan konsumsi tablet
dapat mengurangi penderita malaria pada ibu
besi yang kurang mempunyai peluang 2,427
hamil sehingga semakin berkurang pula ibu
Hasil analisis secara bivariat terdapat 5
orang ibu hamil yang menderita kecacingan,
dari 5 orang tersebut 2 orang diantaranya
besi ibu hamil perhari adalah 46 mg. Besi yang
menderita kecacingan tetapi tidak mengalami
dapat diabsorbsi sehingga dibutuhkan suplemen
untuk memenuhi kebutuhan besi ibu hamil.
perhitungan p-value = 1,000. Dengan demikian
Namun besi tersebut belum tentu seluruhnya
p-value lebih besar dari 0,05 sehingga Ho gagal
dapat diabsorbsi oleh tubuh. Sunita Almatsier
ditolak yang menunjukkan tidak ada hubungan
mengatakan, ada yang menghambat penyerapan
besi di dalam tubuh yaitu Tannin yang terdapat
kejadian anemia di Puskesmas Kota Karang
di dalam teh atau kopi. Zat tannin tersebut
Bila didalam tinja terdapat sekitar 2000
telur/ gram tinja. berarti ada kira-kira 80 ekor
mengatakan sudah mendapatkan tablet besi dari
puskesmas dan cara mengkonsumsinya sudah
sebanyak 2 ml per hari. Dengan jumlah 5000
benar yaitu dengan menggunakan air putih dan
tidak ada yang mengkonsumsi dengan air kopi
kesehatan orang dewasa. Bila terdapat 20.000
telur/gram tinja berarti ada kurang lebih 1000
mengkonsumsi tablet besi secara rutin bahkan
ekor cacing tambang dalam perut yang dapat
ada yang tidak sama sekali sehingga konsumsi
menyebabkan anemia berat . Jumlah cacing
230 Jurnal Kesehatan Volume II, Nomor 1, April 2011, hlm. 225-231
3) Ibu hamil yang menderita kecacingan di
konsumsi tablet besi pada ibu hamil Trimester
II dan III di Puskesmas Kota Karang tahun
sebanyak 5 orang dari 144 ibu hamil (3,5%).,
2010 disebabkan karena kurangnya kesadaran
untuk mengkonsumsi tablet besi secara rutin
sehingga kurangnya kebutuhan besi ibu hamil,
adalah 56 orang (38,9%), 5) Ada hubungan
antara penyakit malaria dengan kejadian anemia
Bandar Lampung (p-value = 0,020) dengan OR
SIMPULAN
= 2,506, 6) Ada hubungan antara konsumsi
tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
hamil di Puskesmas Kota Karang tahun 2010
berikut : 1) Ibu hamil yang menderita malaria di
(p-value = 0,014) dengan OR = 2,427, 7) Tidak
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas
26,4%), 2) Ibu hamil yang mengalami anemia
sebanyak 56 orang dari 144 ibu hamil ( 38,9%),
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsini,2002, Prosedur Penelitian Survey Cepat Anemia pada Ibu Hamil dan Nakerwan di Lampung Tahun 1997, Bandar Lampung.
Depkes RI, 2001, Arah dan fokus upaya penurunan Angka kematian Ibu’ dalam
Everoni, M, 2003, Anemia Gizi pada Ibu Hamil Safemotherhood, Buletin berkala Upaya
dan Beberapa Faktor Yang Berhubungan di Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias Tahun 2003, Skripsi FKM- UI, Depok.
Helen Varney ( alih bahasa ), 2006, Buku Ajar
--------------------------------, Malaria – Situasi
Husaini, dkk, 1989, Study Nutritional anemia;
--------------------------------, 1999, Indonesia Formulating National Policy Program. Sehat 2010, Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi
Lampung Post, 2007, Polling-Peringatan Hari
Ibu : Upaya Meningkatkan Kesehatan Ibu,Bandar Lampung.
Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
-------------------------------, 2006, Pencegahan
Prawirohardjo, 1999, Ilmu Kebidanan, Yayasa
Kehamilan, Penuntun Fasilitator dalam
“Not being able to go home after • Postpoliosyndrome , after polio-infection 1945, weakness left • Mammacarcinoma 1988: mamma-amputation and post-• Medication: carbaspirin calcium, metformin, simvastatin, • Mobility: did walk with rollator outdoors for longer distances • Personal care: independent; shopping with neighbor/children; • Relations/occupancy: divorced in 1988, two
O Conselho do Governo, reunido no dia 26 de março de 2013, na Calheta, no âmbito da visita estatutária à ilha de São Jorge, tomou as seguintes deliberações: 1. Aprovar a atribuição de um apoio financeiro à Câmara Municipal da Calheta correspondente à componente não comparticipada por fundos comunitários das obras de reabilitação da rede viária municipal do concelho afetada pelas